Senin, 20 Agustus 2018

Panel Surya / Solar Panel / Energi Matahari / Solar Cells / Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Panel surya adalah alat untuk mengubah energi sinar cahaya menjadi listrik, kenapa disebut panel surya karena rangkaian elektronik itu disusun sedemikian rupa sehingga bentuknya teratur seperti papan kotak, dan kata surya/solar adalah matahari yang memang membutuhkan sumber daya utamanya dari energi sinar cahaya matahari.

Keuntungan dalam menggunakan listrik panel surya yaitu :
  • Mengurangi ketergantungan pada listrik batubara dan bahan fosil sehingga mengurangi emisi karbon.
  • Energi Gratis walaupun investasi awalnya mahal tapi jika kita hitung jangka panjang akan relatif jauh lebih murah jangka waktu pemakaian 20-30 tahun (25 Tahun) dan tahun selanjutnya masih bisa digunakan hanya menurunkan kinerjanya saja.
  • Produksi energi bersih sehingga kita ikut serta dalam mewujudkan partisipasi go-green sedunia
  • Insentif dari pemerintah, Masyarakat kini bisa menjual listrik ke PT PLN dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga panel surya. Cara ini dapat menghemat tagihan listrik hingga ratusan ribu tiap bulan.
ada tiga sistem dalam merencanakan, menggunakan, dan merancang panel surya :
1. PLTS Terpusat Off-grid
2. PLTS Terpusat On-grid
3. SHS (Solar Home Sistem)

Namun yang kita akan bahas hanya 1 saja yaitu, SHS (Solar Home Sistem) yang bersifat berdiri sendiri yang hanya melayani beban listrik dari kapasitas skala kecil untuk rumah saja. Ada 4 alat komponen penting dalam merencanakan penggunaan panel surya yaitu : Panel suryanya itu sendiri, Solar Charger Controller, Battery, dan Inverter

1. Solar Charger Controller : Adalah alat untuk mengatur listrik keluar-masuk yang diproduksi oleh sinar cahaya matahari melalui Panel Surya dan yang digunakan oleh beban listrik alat elektronik, sebagian produksi yang berlebih akan disimpan kedalam battery(Aki) semua kerjanya dijalankan secara otomatis oleh Solar Charge Controller itu sendiri.

2. Battery : Seperti biasa fungsi battery/aki adalah untuk menampung/menyimpan listrik yang diproduksi oleh panel surya.

3. Inverter : adalah alat untuk mengkonversi listrik dari DC ke AC (Listrik PLN 50 Hertz), dari tegangan 12 volt dc (Aki) diubah menjadi tegangan 220 Volt ac (Listrik PLN) kapasitasnya dapat kita sesuaikan untuk kebutuhan kita, 1000, 2000, 3000 watt dan seterusnya.

Jika tidak ada akses PLN atau kurang baik dan Listrik sering mati, PLTS bisa menjadi salah satu solusi sebagai sumber energi. jika akses PLNnya sudah baik Tentunya, untuk biaya jangka pendek, penggunaan PLN masih lebih murah sehingga jika kalkulasi biaya sebagai tujuan untuk mendapatkan yang lebih "murah", nampaknya PLTS masih belum dapat menjadi solusi karena PLTS masih bersifat investasi dimana membeli listrik beberapa tahun ke depan untuk dikonsumsi saat ini yang memerlukan battery(Aki) jumlah yang banyak.

Inverter On-Grid Tie
Namun seiringnya perkembangan jaman dan teknologi sistem panel surya, kini masyarakat yang menggunakan panel surya diatap rumahnya bisa dijual kePLN dengan kwh export-import dan inverter On-Grid atau Grid Tie, artinya disini panel surya yang terpasang dirumah kita akan tersambung oleh jaringan listrik PLN (Kabel PLN) dengan kWh meter export-import nanti akan dikalkulasikan berapa listrik yang kita produksi dan export melalui panel surya dan berapa listrik yang kita import dari jaringan listrik PLN dan selanjutnya dijumlah, dengan begitu panel surya sistem on-grid atau grid tie tidak memerlukan battery jumlah yang besar kecuali battery bank untuk membackup jika listrik PLN padam saja.

Sekarang ini pemerintah sedang menggenjot dengan target pemakaian panel surya di seluruh indonesia sebesar 23% Energi Baru Terbarukan pada 2025 tahun mendatang. Tapi sampai sekarang belum ada perubahaan signifikan yang menggunakan panel surya dari pelanggan PLN yang sudah mencapai 47 Juta, pelanggan yang memiliki Pembangkit Surya/Panel Surya diatap rumahnya baru mencapai 458 Pelanggan, masih jauh dari apa yang diharapkan pemerintah.

Maka dari itu Pemerintah mengkaji ulang dengan membuat regulasi baru, Sebelumnya para pelanggan yang sudah menggunakan panel surya akan tetapi dibatasi maximal 90% dari beban listrik. Contohnya : Jika rumah kita menggunakan listrik yang 1300 KVA, pelanggan yang menggunakan panel surya hanya dibolehkan 90% dari 1300 KVA, 1300 x 90% =  1170 KVA atau dibulatkan 1100/1200 KVA. Sekarang pemerintah membuat 2 aturan sistem jual beli listrik atau export-import listrik yaitu Feed In Tarif dan Net Metering.

Pada dasarya Feed in Tarif(Fit) dan Net Metering memiliki cara kerja yang sama. Namun, sistem kredit pada FiT memiliki nilai rupiah yang lebih besar, dan dapat diganti dalam bentuk uang. Berbeda dengan Net Metering, yang hanya menggunakan sistem kredit, yaitu nilai kWh produksi akan dikreditkan untuk dikurangi oleh nilai kWh konsumsi. Jika jumlah produksi listrik sistem panel surya yang anda kirim ke PLN lebih besar dari jumlah listrik yang kita konsumsi dari PLN, maka kelebihan tersebut akan digunakan sebagai kWh-Kredit yang dapat digunakan pada bulan berikutnya.

Bagaimana apakah anda tertarik untuk berinvestasi atau menghemat biaya tagihan listrik ?? :D
untuk selanjutnya simak video-video berikut.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar